Kamis, 10 Oktober 2013

SEJARAH CREDIT UNION

Sejarah Awal Co-Operation


Berawal dari revolusi industri di Inggris. Ketika itu terjadi perubahan sosial ekonomi dan budaya pada masyarakat akibat tenaga mesin yang mulai menggantikan tenaga manusia. Kondisi ini membuat suasana kerja menjadi berubah. Pertentangan antara kaum kaya (pemberi kerja) dan kaum miskin (golongan pekerja) terlebih sistem kapitalis yang ada membuat banyak orang miskin semakin tertindas


Adalah sosialis inggris Robert Owen (14 Mei 1771- 17 November 1858) menawarkan ide komunitas dan cita-cita membangun tatanan masyarakat yang baru “Kesejahteraan Bersama”. Kemudian tahun 1824 dikenal dengan istilah co-operation. Diawali dengan membangun pemukiman bagi kaum buruh sebagai bentuk percontohan.  Walaupun mengalami kegagalan, ide serta gerakan co-operation yang dilakukan Robert Owen terus berlanjut. Gerakan co-operation yang dianggap berhasil didirikan 22 Desember 1844 di kota Rochdale Inggris. Dipelopori 28 orang buruh tekstil. Co-operation pertama itu bernama “The Rochdale Equitable Society”.Awalnya melalui usaha penyediaan barang kebutuhan sehari-hari bagi anggota. Akhirnya memproduksibarang sendiri untuk dijual. Perkembangan co-operation ala Rochdale sangat mempengaruhiperkembangan gerakan sejenis lainnya.


Kemudian Dr William King (17 April 1786 - 19 Oktober 1865) seorang dokter dan dermawan dari Brigthon Inggris mengembangkan ide Robert Owen sehingga dapat dilaksanakan dengan praktis. Termasuk mendirikan toko co-operation. King juga menerbitkan majalah bulanan “The co-operator” yang memiliki sirkulasi cukup luas dan memiliki pengaruh besar. Meskipun hanya berumur dua tahun “the co-operator” ternyata mampu mendidik dan menyatukan kelompok-kelompok yangtersebar.
 Pada periode ini co-operation sebagai perkumpulan masyarakat memiliki fungsi ”menjalankan usaha produktif” dengan menjual produk untuk anggota.




Di Jerman, pada tahun 1844 seorang pengikut Lutheran bernama Victor Aime Huber (10 Maret 1800 – 19 July 1869) juga menerapkan co-operation. Namun ia mengembangkan ide komunitas yang berbasis agama. Dalam mengurai persoalan kemiskinan, Huber tidak percaya kepada tindakan philantrofis dan belas kasih. Menurutnya kedua tindakan itu tidak dapat mengangkat harkat orang miskin untuk menemukan kembali kemandirian dan harga dirinya. Menurutnya gerakan co-operation berupa usaha swadaya adalah yang sungguh dapat mengurai persoalan kemiskinan, memperbaiki kepribadian dan mengakhiri kebobrokan moral. Huber menggunakan asosiasi co-operation dan peminjaman sebagai gerakan pembebasan orang miskin secara swadaya untuk mendapatkan kembali harga dirinya.
Dalam perjalanan sejarahnya, kemudian muncul dua tokoh pengembang co-operation yang tidak berbasis agama, yakni Franz Hermann Schulze-Delitzsch (dari kota Delitzsch) dan Friedrich Wilhelm Raiffeisen.



Franz Hermann Schulze-Delitzsch (29 Agustus 1808 - 29 April 1883) adalah seorang politisi liberal dan ekonom pembaharu Jerman. Ia mendirikan sebuah Bank Rakyatberdasarkan keanggotaan, khusus untuk para pengrajin dan wirausaha kecil. Bank Rakyat ini dikelola secara demokratis dan profesional. Ia juga yang pertama kali mempromosikan adanya pertemuan co-operation dan mendirikan biro pusat co-operation masyarakat. Hermann yang menjadi ketua komisi penyelidikan kondisi buruh dan pengrajin saat masih diparlemen merasa prihatin pada kondisi buruh dan pengrajin. Ia lalu mendorong upaya kerjasama yang memungkinkan menjaga perdagangan kecil rakyat melawan kapitalis. Ia juga berusaha membiasakan masyarakat untuk menjadi mandiri. Hermann wafat di Potsdam dan meninggalkan reputasi sebagai “dermawan bagi pedagang kecil dan pengrajin”



Tahun 1864 muncul tokoh seangkatan Hermann Schulze Delitzsch yaituFriedrich Wilhelm Raiffeisen (30 Maret 1818 - 11 Maret 1888). Ia adalah tokoh yang menerapkan bank rakyat, yang menjadi cikal bakal Credit Union. Pada waktu itu ia mendirikan sebuah organisasi bernamaHeddesdorfer Credit Union dimana kebanyakan anggotanya adalah para petani dan orang desa. Kegiatannya mirip “arisan”, mengumpulkan sejumlah uang lalu meminjamkan kembali kepada anggota yang memerlukan dengan dasar kepercayaan. Keberhasilan Heddesdorfer Credit Union karena menjalankan 3 prinsip yang akhirnya menjadi prinsip Credit Union yaitu: SwadayaSolidaritasdan Pendidikan. Raiffeisen akhirnya dikenal dikenal sebagai The Father of the Credit Union Movement.

Inti Ajaran Raiffeisen:
Kesulitan si miskin hanya dapat diselesaikan oleh si miskin itu sendiri. Si miskin harus mengumpulkan uang secara bersama-sama, kemudian meminjamkan kepada sesama mereka. Pinjaman digunakan untuk tujuan yang produktif, untuk meningkatkan penghasilan. Jaminan pinjaman adalah watak si peminjam

Pada periode ini Credit Union sebagai perkumpulan masyarakat menjalankan fungsi ”mengumpulkan modal dari anggota dan menjadi sumber modal bagi anggotanya sendiri”

Sumbangan Tidak Menolong Kaum Miskin, Tetapi Sebaliknya Justru Merendahkan Martabat Manusia Yang menerimanya. Kesulitan si miskin hanya dapat diselesaikan oleh si miskin itu sendiri dengan cara mengumpulkan uang secara bersama-sama, kemudian meminjamkan kepada sesama mereka. Pinjaman digunakan untuk tujuan yang produktif yang meningkatkan penghasilan,  jaminan pinjaman adalah watak si peminjam itu sendiri.F.W. Raiffeisen.

Credit Union tidak terbatas pada pemberian pinjaman saja. Tujuan utama Credit Union lebih ditekankan pada; pengendalian penggunaan uang, memperbaiki nilai-nilai moral dan material serta mendorong anggotanya untuk mandiriF.W. Raiffeisen

Tidak ada komentar: